Loveliescrushing | Berada di Luar Waktu
Band shoegaze ambient tahun 90-an, Loveliescrushing menggunakan suara khas yang menggabungkan hati dan disonansi sekaligus mendorong batasan abstraksi. Mengaburkan batas antara kekacauan dan harmoni dalam album kesayangan mereka tahun 1993, bloweyelashwish , sentimen Loveliescrushing terasa lebih impresif dari musik daripada musik itu sendiri. Lapisan demi lapisan gesekan sonik melebur menjadi satu, membangkitkan perasaan nostalgia dan kerinduan, sering kali menyerupai bisikan daripada melodi yang terstruktur. Apa yang tersisa malah lebih seperti mengubah emosi mentah menjadi suara daripada mungkin gambaran perasaan.
Hari ini mereka akan tampil live lagi, melanjutkan petualangan mereka dalam ketegangan dan pelepasan. Scott dari band tersebut berkata, “Ini adalah pertunjukan di Philadelphia di tempat yang bagus bernama Philamoca. Menurut saya, ini adalah salah satu pertunjukan kami yang paling bagus. Tidak banyak video kami yang live karena kami jarang tampil live.”
Untungnya, Loveliescrushing akan hadir di LA untuk And Always Forever yang juga akan menampilkan Swirlies, Schwefelgelb, Marie Davidson, Astrobrite, Croatian Amor, dan banyak lagi di Echo/Echoplex pada hari Sabtu, 9 November. AAF yang pertama dari jenisnya adalah surat cinta untuk dunia musik Los Angeles, di mana adegan eksperimental shoegaze dan electro-clash yang sedang berkembang dimainkan bersama dengan adegan-adegan yang telah menginspirasinya. Anda dapat menemukan tiket di andalwaysforever.com.
Apa yang Anda harapkan para pendengar bawa pulang setelah AAF, dan apa yang Anda nantikan?
Saya berharap para pendengar akan merasakan sensasi mendalam dan resonansi emosional, sesuatu yang bertahan lama setelah suara memudar. Musik kami dibangun di atas tekstur, lapisan, dan atmosfer, dan jika orang dapat merasakan bahwa mereka telah dipindahkan atau bahwa mereka telah terhubung dengan sesuatu yang lebih dalam—entah itu rasa nostalgia, mimpi, atau bahkan cara baru mendengar suara—saya rasa kami telah berhasil.
Yang paling saya nanti-nantikan adalah menjadi bagian dari pengalaman kolektif di mana seniman dan pendengar berkumpul dalam ruang eksplorasi sonik. Ini bukan hanya tentang pertunjukan, ini tentang menciptakan lingkungan di mana orang-orang dapat tenggelam dalam musik dan, mudah-mudahan, menemukan kembali bagian dari diri mereka sendiri. Festival seperti And Always Forever sangat ampuh untuk itu—mereka mengaburkan batasan antara seniman dan penonton, dan saya bersemangat untuk melihat apa yang akan terjadi.
Apa yang dapat Anda katakan tentang musik dan umur panjangnya?
Musik, terutama yang kita ciptakan, memiliki kualitas yang hampir abadi. Musik ada di luar waktu karena lebih banyak tentang perasaan dan suasana hati daripada struktur atau tren. Saya pikir musik yang beresonansi secara emosional atau menyentuh sesuatu yang universal, sesuatu yang berbicara kepada alam bawah sadar, dapat bertahan tanpa batas. Musik tidak terlalu peduli dengan umur lagu atau album, tetapi lebih tentang seberapa dalam musik itu terhubung dengan orang-orang. Dengan kata lain, musik terus hidup melalui pendengarnya—musik menemukan kehidupan baru dalam diri setiap orang yang mendengarkannya, dan dalam hal itu, musik memiliki potensi yang tak terbatas untuk bertahan.
Apa yang Anda harap bertahan selamanya?
Saya berharap rasa takjub, penemuan, dan keterbukaan emosional yang dialami orang-orang melalui musik akan bertahan selamanya. Saya pikir musik yang terbaik menawarkan ruang tempat orang dapat melarikan diri, menyembuhkan diri, dan terhubung, tidak hanya dengan suara tetapi juga dengan diri mereka sendiri dan orang lain. Saya ingin ruang itu—penjelajahan dan ketidakterbatasan—tetap terbuka, tempat orang selalu dapat menemukan sesuatu yang baru dalam apa yang telah kita ciptakan atau dalam musik secara umum. Musik itu cair, dan jika semangat keingintahuan dan kemungkinan itu dapat bertahan, saya akan merasa seperti kita telah menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi dunia.
Post Comment